Teknik Fotografi & Pengenalan Kamera Bag.3

Gambar yang baik hanya dapat dicapai bila jumlah cahaya yang mengenai sensor CCD mencukupi dan dikontrol dengan baik. Komponen utama pada kamera yang mengatur jumlah cahaya yang diperlukan adalah kecepatan rana (shutter speed) dan bukaan diafragma (aperture).

1. Shutter Speed

Shutter speed adalah alat yang digunakan untuk mengatur kecepatan cahaya yang masuk untuk menyinari film, dibuat dari bahan metal yang tipis dan kuat yang dinamakan shutter blade. Cara kerja dari shutter blade itu sendiri adalah membuka dan menutup kembali. Pada saat shutter blade terbuka maka cahaya akan masuk dan menyinari film/sensor. Kecepatan membuka dan menutup kembali shutter blade itulah yang dinamakan shutter speed. Ukuran kecepatan rana saat membuka dan menutup kembali dihitung dalam pecahan detik seperti 1, 1/2, 1/4, 1/8, 1/15, 1/30, 1/60, 1/125, 1/250, 1/500, 1/1000, 1/2000, 1/4000, 1/8000. Namun yang tertera pada kamera tidak berupa pecahan yaitu : 1, 2, 4, 8, 15, 30, 60, 125, 250, 500, 1000, 2000, 4000, 8000. Selain angka angka diatas ada satu lagi yaitu “B” yang berarti Bulb yang kecepatannya tergantung dari saat kita menekan dan melepaskan tombol pelepas rana. Jadi saat kita menekan tombol maka rana terbuka, saat kita melepas tombol rana tertutup.

Pada kamera-kamera SLR jenis yang lebih modern yang memiliki fasilitas setting aperture dan shutter speed secara otomatis, angka-angka kecepatan lebih bervariasi dan kadang-kadang tidak memiliki “B” namun diganti dengan lambang ” — ” yang berarti kecepatan tidak dibatasi. Selain itu speed lambatnya tidak hanya sebatas 1 detik, namun bisa sampai dengan 30 detik. Dengan shutter speed seperti ini berarti sudah lebih dari cukup untuk menggantikan fungsi fasilitas Bulb pada kamera manual yang kadang merepotkan apabila membutuhkan shutter speed yang sangat lambat.Semakin lambat shutter speed, semakin lama sensor terkena cahaya dan gambar semakin terang. Semakin cepat shutter speed, semakin kurang waktu sensor terkena cahaya dan gambar semakin gelap.

2. Aperture

Aperture adalah bukaan diafragma, yang dibuat dari lempengan lempengan logam yang tipis yang dapat mengatur besar kecilnya lubang diafragma pada lensa dengan cara memutar ring diafragma pada lensa. Khusus untuk lensa-lensa seri G, tidak memiliki ring pengatur diafragma, bukan berarti lensa ini tidak memiliki pengatur diafragma, namun bukaan diafragma diatur secara elektronik melalui kamera. Fungsi dari diafragma adalah mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melalui lensa. Serta menentukan ruang tajam yang dipilih. Pemilihan diafragma inipun sangat dipengaruhi oleh kekuatan cahaya yang menyinari obyek, kecepatan Film (ASA atau ISO) serta shutter speed yang dipilih.

Ukuran diafragma pada lensa dilambangkan dengan f/angka, seperti f/1.2; f/1.4; f/1,8; f/2.8; f/4; f/5,6; f/8; f/11; f/16; f/22. namun yang tercantum pada ring lensa hanya angka-angkanya saja tanpa f/ misalnya 1.2; 1,4; 2.8; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22. Jangan salah dalam mengartikan angka-angka tersebut, sebab angka-angka ini menunjukan kebalikan daripada besar diafragma pada lensa. misalnya f/2.8 berarti bukaan diafragmanya lebih besar dari f/16. Khusus untuk lensa-lensa jenis tertentu (biasanya pada lensa AF) besar diafragma bisa lebih kecil lagi seperti f/32. Semakin besar aperture, semakin banyak cahaya yang masuk dan gambar semakin terang. Semakin kecil aperture, semakian sedikit cahaya yang masuk dan gambar semakin gelap.

Saat menggunakan mode P, kamera akan menentukan setting aperture dan shutter speed secara otomatis. Hubungan antara aperture dan shutter speed yang bersesuaian.

3. Mode Dial

Pada kamera digital SLR pengaturan shutter speed dan aperture dapat dilakukan menggunakan mode dial. Pada umumnya mode dial yang ada adalah P, S, A dan M.  Setiap mode menawarkan beberapa setting handal, mencakup exposure, white balance, dan optimasi gambar. Masing-masing mode memberikan control yang berbeda untuk shutter speed dan Aperture.

Tabel 3.1. Mode P, S, A dan M pada Mode dial.

Mode Deskripsi
P Programmed Auto Kamera mensetting shutter speed dan aperture secara optimal. Mode ini biasanya digunakan bila waktu untuk mensetting shutter speed dan aperture yang diperlukan singkat.
S Shutter-Priority Auto Kamera akan mengatur aperture untuk hasil optimal. Mode ini digunakan untuk menghentikan gerak atau mengkaburkan gambar.
A Aperture-Priority Auto Kamera mengatur shutter speed untuk hasil optimal. Mode ini digunakan untuk mengkaburkan background ataupun untuk membuat subjek dan background menjadi fokus.
M Manual User mengatur shutter speed dan aperture secara manual.

Shutter speed yang tinggi dapat digunakan untuk membekukan gerak air yang jatuh. Aperture yang besar dapat digunakan untuk mengkaburkan background.

Download Artikel Lengkapnya Disini.

Tinggalkan komentar